Rabu, 17 November 2010

Pecahkan Masalah Bangsa, Ilmuwan Indonesia di Luar Negeri Pulang Kampung


Rangga Almahendra - detikNews
Tentu saja kepulangan mereka ke Indonesia, bukan hanya untuk bernostalgia atau sekedar mengobati rasa rindu masakan Indonesia, tapi para ilmuwan tersebut akan berkumpul dan duduk bersama untuk mencari solusi permasalahan bangsa sesuai bidangnya masing masing.


Acara yang dimotori oleh organisasi I-4 dan Kementrian Pendidikan Nasional ini bermaksud untuk mengumpulkan kembali pahlawan pahlawan intelektual dan cendikiawan potensial Indonesia yang tersebar diseluruh dunia. Mereka adalah orang orang yang mungkin namanya tak pernah terdengar di telinga masyarakat tanah air, tapi berhasil mengharumkan nama Indonesia di luar negeri melalui prestasi intelektual dan keprofesiannya masing masing.     

Beberapa ilmuwan Indonesia yang telah menyatakan hadir dalam kegiatan ini di antaranya adalah Prof Dr. Iwan Jaya Aziz dari Cornell University, Prof Dr Ken Soetanto dari Waseda University, Dr. Juliana Sutanto dari ETH Zurich, Dr. Yow - Pin Lim dari Brown University, Dr. Nelson Tansu dari Lehigh University.

Tak ketinggalan pula beberapa ilmuwan lainnya seperti Dr. Deden Rukmana dari Savannah State University, Dr. Darwis Khudori dari Le Havre University, Dr. Khoirul Anwar dari Japan Advanced Institute of Science and Technology, Dr. Irwandi Jaswir dari International Islamic University Malaysia, juga akan meramaikan kegiatan International Summit ini.

Menurut Wakil ketua I-4, Dr. rer. nat Johny Setiawan yang juga salah satu ilmuwan di Max Planck Institute, Germany, mengatakan, acara ini diharapkan dapat menyatukan kembali kekuatan potensi bangsa Indonesia di seluruh dunia untuk bangkit dalam membangun masa depan Indonesia. “Acara ini akan memberikan insipirasi dan harapan kepada generasi muda yang kelak akan melanjutkan pembangunan tanah air tercinta,” kata Johny pada detikcom.

Pertemuan International Summit ini sendiri akan terbagi dalam 11 cluster kajian untuk membahas permasalah yang lebih spesifik. Cluster kajian tersebut antara lain: Kedokteran dan Bioteknologi, Energi, Informasi dan teknik elektro, Pendidikan, Perencanaan wilayah dan lingkungan, Rekayasa Industri dan Robotika, Ilmu Sosial, Humaniora, Percepatan Pembangunan Ekonomi, Inovasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Teknologi dan Ketahanan Pangan.

Koordinator Pelaksana Teknis IS 2010, Willy Sakareza, mengatakan International Summit 2010 merupakan perhelatan yang diharapkan menjadi sebuah titik awal komunikasi intensif antara ilmuwan ataupun professional Indonesia diberbagai bidang. Acara diskusi kajian ini sendiri akan terbuka untuk umum dan bisa diikuti siapa saja.

“Masyarakat yang tertarik mengikuti kajian dalam pertemuan ini dapat mendaftarkan diri secara on line melalui website www.is.i-4.or.id”, demikan ujar Sakareza.

Panitia juga mengundang berbagai pihak seperti akademisi, praktisi, pelajar di Indonesia dan luar negeri untuk mengikuti jalannya  International Summit tersebut, yang rencananya juga akan dipancarluaskan melalui jaringan Radio Perhimpunan Pelajar Indonesia (Radio PPI Dunia).

Music News » 'Glee' guest star Darren Criss joins Fox show


LOS ANGELES – "Glee" guest star Darren Criss has turned a "Teenage Dream" into reality.

The Fox series' co-producer, Twentieth Television, says Criss and his character, prep school glee club member Blaine, will continue to appear on the show this season and that Criss could become a regular next year under a newly signed deal.

The 23-year-old's character was introduced last week as a mentor to Kurt (Chris Colfer), an out gay student who faces harassment at school. Criss and the glee club at his school performed a cover of Katy Perry's "Teenage Dream" in that episode.

Twentieth Television says the cover scored the highest first-day sales for a "Glee" track, with more than 55,000 downloads.

Criss returns on Tuesday's episode of "Glee," which features guest star Gwyneth Paltrow as a substitute teacher.

Twentieth Television says whether Criss' character and Kurt become romantically involved has yet to be decided.

Source : yahoo.com

Kamis, 11 November 2010

TERUSAN KALI YASA (TugasBhsIndonesia)

Dengan Latar belakang sistem Tanam Paksa yang dilaksanakan oleh pemerintah Hindia Belanda pada waktu itu, hasil bumi  terbesar yang menjadi komoditi ekspor ke eropa adalah kopi, kopi ini dikirim dari Dayeuhluhur ke Batavia baru ke Eropa sebelum akhirnya ditemukan dan dibangunnya pelabuhan Cilacap.
Kali Yasa adalah adalah Terusan dan hilir sungai Serayu ke cilacap, terusan ini adalah jalan keluar dari masalah angkutan dari pedalaman ke pantai selatan untuk keperluan ekspor hasil bumi ke eropa. Dimana cilacap menjadi alternatif pelabuhan atau mulut gerbang ekspor ke eropa oleh pemerintah Hindia Belanda dikarenakan jalur melalui selat Malaka yang dikuasai Portugis, sehingga kapal-kapal Belanda tidak mau mengambil resiko menempuh jalur selat Malaka tersebut dan terpaksa memilih jalur selatan pulau Sumatra untuk kemudian masuk ke Selat Sunda dan sampai ke Batavia(jakarta) pada waktu itu. Didasari dengan fakta bahwa keadaan alam samudera Hindia yang sangat ganas dan besar sehingga menyulitkan kapal-kapal untuk masuk selat sunda, dan bahkan mereka banyak tersesat sampai daerah selatan pulau jawa, maka dikembangkanlah ide untuk melakukan survey di daerah selatan pulau jawa tersebut untuk melihat potensi alam nya serta mencari pantai yang landai dan tenang untuk dijadikan pelabuhan sebagai gerbang ekspor ke eropa.
Hasil dari berbagai macam survey dan pemetaan daerah tersebut menghasilkan sebuah peta daratan dan juga peta hasil bumi yang sangat melimpah, dan dengan berbagai upaya Belanda waktu itu masih VOC berusaha mengambil alih daerah cilacap tersebut yang pada waktu itu masih hutan belantara dan dibawah kepemilikan kerajaan Mataram Surakarta. Hingga setelah VOC berubah menjadi pemerintah Hindia Belanda mereka baru menguasai daerah tersebut dan segera merealisasikan ambisinya untuk menjadikan cilacap sebagai Gerbang pelabuhan menuju Eropa. Dalam perjalanannya banyak dilalui hambatan untuk pengangkutan hasil bumi dari jalan darat sehingga digunakanlah sungai-sungai sebagai jalur angkutan dari pedalaman menuju pantai selatan. Banyak dibangun terusan-terusan untuk menghubungkan sungai tersebut menuju pelabuhan cilacap, banyak kegagalan tetapi akhirnya ditemukanlah jalur alami yang sering dilalui pedagang cina dan jalur alami tersebut akhirnya dilebarkan dan dijadikan sebuah Terusan yang menghubungkan sungai Serayu ke pelabuhan Cilacap terusan inilah yang kemudian dikenal dengan nama Terusan Kali Yasa.
Setelah Terusan Kali Yasa dibuka maka perkembangan daerah Cilacap sangatlah pesat bahkanpada tahun 1841 Cilacap dijadikan Afdeling, sebuah daerah administratif setingkat dibawah kabupaten, dan tidak lama kemudian pada tahun 1856 Cilacap dinaikan status nya menjadi Kabupaten dengan Raden Cakrawedana sebagai Bupatinya.
Pelabuhan Cilacap kini

Segara Anakan


Teluk Penyu