Kamis, 21 Oktober 2010

Amada León : Telinga untuk sahabat ; thanks eaq ^^

http://amadaleon.blogspot.com/2010/10/telinga-untuk-sahabat.html


Bukan matahari yang menyambutku pagi ini tapi curahan hati seorang sahabat, teman, skaligus pasangan jiwaku ^^ yang sedang gundah. Bukan saran yang dibutuhkan hanya telinga untuk mendengar karena yang dirasa bukan yang pertama dan jawaban dia sudah tahu seperti apa. Maka ambil telinga ini, bisikkan padanya apa yang mengganggu hatimu sepagi ini. Tak lama karena dia harus segera pergi dan aku mau mandi. Banyak yang di kepala, belum dikeluarkan. Banyak yang diangan belum dilakukan dan yang beberapa kali tertunda sudah lelah menanti janji. Maka pagi ini aku tahu apa yang harus segera kulakukan.
Keluar kamar mandi dan gelap, mati lampu. Semangat yang tadi menggebu ikut layu, teringat laptop yang tak bisa bertahan lama. Sebuah ujian untuk janji yang sempat diucapkan dalam hati bahwa menunda hanya alasan untuk sebuah kemalasan. Berpikir andai ada yang bisa membuat pisang sebagai sumber tenaga menggantikan listrik yang semakin sakti, sering mati. Keluhan karena sebal, seringnya mendengar dari kawan listrik mati dan jadilah sebuah alasan, pembenaran atas apa yang sebelumnya juga tak giat. Kali ini aku merasakan.
Tak ingin berlama-lama dengan kesal. Mendingan keluar mencari makanan, perut kosong juga tidak menjadikan lebih baik. Matahari yang bersahabat pagi ini, secerah senyum bapak dan ibu tetangga kosan sebelah. Sapaan yang lebih hangat dari segelas teh manis di pagi hari. Bocah kecil, calon laki-laki yang sedang bermain di atas sepeda ayahnya, mungkin, menawari roti yang sedang dimakannya. Jiwa suci yang mencium rasa dari sebuah senyuman menambah semangat bahwa apa yang dilakukan dengan hati akan mendapatkan hati.
Teringat masa ketika setiap pagi melewati sebuah gang sempit setelah turun dari angkot menuju kantor. Seorang bapak selalu menyambut pagiku dengan sapanya yang penuh senyuman, membuat aku yang belum sepenuhnya sadar dari tidur merasa dunia tak seburuk mimpi semalam. Belum lagi senyum bayi kecil yang sedang belajar bicara dan ibu yang sudah rapi, siap berangkat kerja. Anak-anak TK berjalan dengan kantuknya dalam gandengan sang bunda. Ibu guru yang berteriak memompa semangat murid-muridnya, menyanyikan lagu semangka dan melon, mengingatkanku pada cerita tentang ulat tak berkawan yang didongengkan guruku dulu.
Pagi ini mungkin tak jauh berbeda dari pagi-pagi yang kemarin menyapa tapi pagi ini aku sungguh bahagia. Setelah apa yang beberapa saat menyita pikiran dan tenaga kutemukan alasan kenapa aku masih ada di dunia. Tak ingin melewatkan senyuman yang dengan suka rela dilemparkan bahwa apa yang di depan mungkin menakutkan tapi ketakutan akan sangat tidak beralasan. Dan yang seperti ini harus sering kali diteguhkan karena hati kadang berubah tak beralasan. Jika sebuah senyuman bisa merubah dunia, kenapa tidak dilakukan? Tidak mahal, begitu mudah bahkan dan lihat betapa dunia akan ikut tersenyum bersamamu.

yanx ,,, senyum yach  !! @,@

Tidak ada komentar:

Posting Komentar